Masalah Pergaulan bebas di Kalangan Remaja
LATAR BELAKANG
Pengertian Pergaulan Bebas Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batasbatas norma yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif seperti seks bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain.Pada hal pergaulan bebas yang sangat menyorot adalah pada “free sex”.Sedangkan remaja adalah individu yang labil emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.karena remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa . Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun.Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran di masa dulu.Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan.Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.. Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas Berdasarkan penelitian di sebuah desa di Indonesia, sekitar 60 hingga 80 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Namun tabel lebih menunjukan banyak nya seks bebas di kalangan anak kos, karena kondisi yang jauh dari bimbingan orang tuanya. Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat SLTA atau Mahasiswa.Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat SLTP. Seks pranikah, bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, resiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat. Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas terutama di kalangan remaja bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman.Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya yang di timbulkan. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan anak-anaknya.